Jakarta, 05 Februari 2018 – Perusahaan konstruksi terintegrasi berbasis alat berat terkemuka di Indonesia, PT PP Presisi Tbk. (kode saham: PPRE), mengestimasikan Pendapatan Tahun 2017 sebesar Rp1,8 Triliun meningkat 389% dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp371,2 miliar. Dari total pendapatan PPRE itu, pendapatan civil work memberi kontribusi sebesar 78%. Pendapatan di segmen ini meroket 1.051% menjadi Rp1,4 triliun pada tahun 2017 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp122,7 miliar. Sementara itu, laba bersih tahun berjalan, PPRE sepanjang tahun 2017 mencapai diestimasikan sebesar Rp240 miliar atau melonjak sebesar 490% dibandingkan raihan pada tahun sebelumnya Rp41 miliar. Sementara EBITDA perusahaan pada tahun lalu mencapai Rp575 miliar atau naik 317% secara year-on-year. Dan arus kas yang diperoleh dari operasi diestimasikan surplus sebesar Rp240 miliar. “Walaupun proses audit masih berlangsung, tetapi kami optimis terhadap estimasi tersebut”. “Kami akan menjelaskan kinerja Perseroan secara lebih detail setelah proses audit yang diharapkan akan selesai pada pekan pertama Februari ini”, tutur Benny Pidakso, Direktur Keuangan PP Presisi kepada media di Jakarta. “Kinerja positif selama tahun 2017 mencerminkan posisi kami yang solid di industri konstruksi sipil di Tanah Air. Berbekal kapabilitas yang handal dan terintegrasi di hampir seluruh segmen industri konstruksi sipil, kami yakin capaian itu akan berlanjut pada tahun 2018,” kata Benny Pidakso, Direktur Keuangan PP Presisi. Pada tahun 2018, PPRE menargetkan pendapatan dan laba bersih masing-masing meningkat sebesar 172% dan 131%. Adapun, kontrak baru pada tahun ini dipatok meningkat 35% menjadi Rp8 triliun dari realisasi pada tahun 2017 sebesar Rp5,9 triliun. Benny melanjutkan bahwa, “penetapan target 2018 yang meningkat signifikan dari estimasi kinerja 2017, bukan tanpa alasan, karena PP Presisi memiliki Order Book carry over dari tahun 2017 sebesar Rp9 triliun, sehingga dengan tambahan kontrak baru 2018 yang ditargetkan hingga sebesar Rp8 triliun, maka Order Book 2018 menjadi sebesar Rp17 triliun”. “Selain itu, PP Presisi juga memiliki recurring income dari 2 kontrak pekerjaan coal hauling yang dapat memberikan kontribusi pendapatan berkisar 10% hingga 15% tahun ini”, imbuh Benny. Kenaikan kontrak baru itu salah satunya akan didukung oleh keberhasilan entitas anak, PT Lancarjaya Mandiri Abadi yang telah berhasil mengantongi kontrak jasa coal hauling selama 3 tahun dengan PT Barasentosa Lestari, perusahaan tambang batubara yang beroperasi di Sumatera Selatan. Selain itu, kontrak-kontrak baru dari sejumlah proyek infrastruktur yang tengah dikebut pemerintah juga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan kinerja Perseroan pada tahun ini, seperti proyek-proyek jalan tol, pelabuhan, bandara, bendungan dan lain-lain. Saat ini, Perseroan memiliki portofolio pendapatan yang bervariasi, mulai dari proyek infrastruktur, konstruksi gedung, hingga konstruksi pertambangan yang akan diuntungkan oleh tren kenaikan harga komoditas dunia. Diversifikasi pendapatan ini didukung oleh posisi PPRE yang kuat sebagai pemimpin di sektor konstruksi sipil diferensiasi produk dan layanan yaitu pekerjaan sipil, ready mix, pekerjaan pondasi, erector, formwork, dan penyewaan alat berat.